Menerapkan Perilaku Mulia

>

Pesan-Pesan Mulia Perilaku Jujur Meskipun dalam Canda

Siapa yang meragukan kejujuran Rasulullah saw.? Ia adalah manusia yang sangat terpercaya. Hal tersebut diakui oleh orang-orang yang memusuhinya sekalipun, seperti Abu Jahal dan lainnya. Kejujuran Rasulullah saw. tidak hanya ketika serius berbicara, ketika bercanda pun ia tidak pernah meninggalkan kejujurannya. Bagaimana ia jujur dalam bercanda? Simak kisahnya!

1. Naik Anak Unta
Seorang datang kepada Nabi Muhammad saw. dan meminta kepada Nabi untuk dinaikkan kendaraan. “Aku akan naikkan kamu pada anak unta.” Lakilaki itu heran seraya berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang aku perbuat dengan anak unta?” Rasulullah menjawab, “Tidakkah unta hanya melahirkan anak
unta?” (Maksudnya, bukankah anak unta itu juga unta dewasa).
Menerapkan Perilaku Mulia
Menerapkan Perilaku Mulia
2. Seorang nenek-nenek mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah, doakanlah agar memasukkan aku ke dalam surga.” Rasulullah saw. menjawab, “Wahai Ummu Fulan, sesungguhnya wanita tua tidak akan masuk ke dalam surga.” Maka, perempuan tua itu berpaling dan menangis.
Rasulullah kemudian bersabda,
“Beri tahu ia tidak akan masuk surga dalam keadaan tua. Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.” (Q.S. al-Wāqi’ah/56:35-36)

Menerapkan Perilaku Mulia

Jujur adalah perilaku yang sangat mulia. Ia adalah sifat yang wajib dimiliki oleh para nabi dan rasul Allah swt. sehingga separuh gelar kenabian akan disandangkan kepada orang-orang yang senantiasa menerapkan perilaku jujur.

Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat misalnya seperti berikut.
  1. Meminta izin atau berpamitan kepada orang ketika akan pergi ke mana pun.
  2. Tidak meminta sesuatu di luar kemampuan kedua orang tua.
  3. Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak mengetahuinya.
  4. Melaporkan prestasi hasil belajar meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan.
  5. Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan atau ujian sekolah.
  6. Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau ketidakhadiran ke sekolah.
  7. Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain meskipun barang tersebut tampak tidak begitu berharga.
  8. Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang dapat menghalanginya.
  9. Tidak menjanjikan sesuatu yang kita tidak dapat memenuhi janji tersebut.
  10. Mengembalikan barang yang ditemukan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang bertanggung jawab.
  11. Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati.

Rangkuman

  • Jujur (aś-śidqu) adalah mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan, sedangkan dusta (al-kazibu) adalah mengatakan sesuatu tidak sesuai dengan kenyataan.
  • Kejujuran merupakan petunjuk dan jalan menuju surga Allah Swt. sedangkan dusta adalah petunjuk dan jalan menuju neraka.
  • Jujur adalah sifat para nabi dan rasul Allah Swt., sedangkan bohong atau dusta adalah ciri atau sifat orang-orang munafik.
  • Kejujuran akan menciptakan ketenangan, kedamaian, keselamatan, kesejahteraan, dan kenikmatan lahir batin baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sementara, kedustaan menimbulkan kegoncangan, kegelisahan, konflik sosial, kekacauan, kehinaan, dan kesengsaraan lahir dan batin baik di dunia apalagi di akhirat.
  • Diperbolehkan dusta hanya untuk tiga hal saja, yaitu ketika seorang istri memuji suaminya atau sebaliknya. Ketika seseorang yang akan mencelakai orang yang tidak bersalah dengan mengatakan bahwa orang yang dicari tidak ada. Ketika ucapan dusta untuk mendamaikan dua orang yang sedang bertikai agar damai dan rukun kembali.

0 komentar

Posting Komentar