Penjelasan Kewajiban Brāhmaṇa bagian dari 4 Catur Varna dalam Hindu

>
Penjelasan Kewajiban Brāhmaṇa, yang merupakan salah satu bagian dari masing-masing Varna yang dianjurkan Hindu - Pada pembahasan materi agama Hindu kali ini mengenai Penjelasan Kewajiban Brāhmaṇa bagian dari 4 Catur Varna dalam Hindu dan juga penjelasan dari arti atau maksud mengenai istilah Brahmana dan juga tugas atau kewajiban pokok dari Varna Brahmana, untuk lebih memahami maknanya dapat kalian simak dalam penjelasan singkat berikut ini!

Penjelasan Kewajiban Brāhmaṇa bagian dari 4 Catur Varna dalam Hindu

Istilah Brāhmaṇa berasal dari bahasa Sansekerta dari urat kata “brh” artinya tumbuh. Dari arti kata ini dapat kita gambarkan bahwa fungsi Brāhmaṇa adalah untuk menumbuhkan daya cipta rohani umat manusia untuk mencapai ketenteraman hidup lahir batin. Brāhmaṇa juga berarti pendeta.

Pendeta adalah gelar pemimpin agama yang menuntun umat Hindu mencapai ketenangan hidup dan memimpin umat dalam melakukan upacara agamanya.
Penjelasan Kewajiban Brāhmaṇa, yang merupakan salah satu bagian dari masing-masing Varna yang dianjurkan Hindu
Penjelasan Kewajiban Brāhmaṇa, yang merupakan salah satu bagian dari masing-masing Varna yang dianjurkan Hindu

Karena tugas atau kewajiban pokok dari Varna Brāhmaṇa adalah mempelajari Veda (Vedadhyayana) dan memelihara Veda-veda itu atau disebut Vedarakshana, Varna Brāhmaṇa tidak boleh melakukan pekerjaan duniawi. Untuk kehidupannya dia harus dibantu oleh Varna-varna lainnya. Ini bukanlah berarti memberikan seorang Brāhmaṇa suatu posisi yang istimewa dalam masyarakat dan sebaliknya pula bukanlah menganggap Brāhmaṇa itu sebagai benalu dalam masyarakat.

Kaum Brāhmaṇa dibebani tugas untuk melaksanakan apapun yang diberikan perlu demi memajukan kesejahteraan spiritual masyarakat. Demikian Chandrasekharendra Saraswati menyebutkan dalam bukunya Aspek-Aspek.Agama Hindu. Jadi Varna Brāhmaṇa ini adalah golongan atau mereka yang berkecimpung dalam bidang kerohanian. Brāhmaṇa ini tidak berdasarkan suatu keturunan, melainkan karena ia mendapat kepercayaan dan mempunyai kemampuan untuk menjalankan tugas tersebut. Seseorang disebut Brāhmaṇa karena ia memiliki kelebihan dalam bidang kerohanian.

Dengan kata lain Brāhmaṇa itu adalah golongan fungsional yang setiap orangnya memiliki ilmu pengetahuan suci dan mempunyai bakat kelahiran untuk menyejahterakan masyarakat, negara dan umat manusia dengan jalan mengamalkan ilmu pengetahuannya dan dapat memimpin upacara keagamaan.

Dalam Kitab Sarasamuscaya sloka 56 kewajiban Brāhmaṇa dijelaskan sebagai berikut:
Adhiyita brāhmano wai yajeta
dadyādiyat tirthamukyāni caiwa, adhyāpayedyājayecchāpi yājyān
praptigrahan wa wihitānupeyat.
Nya dharma sang Brāhmana, mangajya, mayajňā, maweha dāna punya,
magelema atirta, amarhana, wikwaning ayajňā, managgapa dāna.
Terjemahan:
Berikut inilah dharma sang Brāhmaṇa, mempelajari Veda, mengadakan upacara kebaktian atau pujaan, memberikan amal sosial, berkunjung ke tempat-tempat suci, memberikan ajaran-ajaran (penerangan-penerangan agama), memimpin upacara dan dibenarkan menerima sedekah.

Keterangan yang senada kita jumpai pula dalam Manawa Dharmaśāstra I, 88, yang berbunyi sebagai berikut:

Adhyāpanam adhyayanam
Yajanam yājanam tathā,
dānam pratigraham caiva
Brāhmanānām akalpayat
Terjemahan:
Kepada Brāhmaṇa, Tuhan menetapkan kewajibannya ialah mempelajari dan mengajarkan Veda, melaksanakan upacara kurban untuk diri sendiri dan masyrakat umum, memberikan dan menerima dana punia.

Demikian fungsi dan kewajiban-kewajiban Brāhmaṇa. Selanjutnya diuraikan kode etik atau lkamusan moral dari Varna Brāhmaṇa. Sarasamuscaya sloka 57 menyebutkan dua belas brata atau lkamusan moral bagi Varna Brāhmaṇa yang diuraikan sebagai berikut:


Dahrmasca satyam ca tapo damaśca
Wimatsaritwam hristitiksanasuya,
Yajnsca dhiritih ksama ca
Mahawratani dwadasa wai barhmanasya.

Nyang brata sang Brāhmaṇa, rwa welas kwehnya. prayekanya, dharma, satya, tapa, dama, wimatsaritwa, hrih, titiksa, anasuya, yajňa, dāna, dhrthi, ksma, nahan pra tyekanyan rwawelas, dharma, satya, pagwanya, tapa ngaranya śarira sang śosana, kapanasaning śarira, piharan, kurangana wisaya, dama ngaranya upaśama, dening tuturnya, wimatsaritwa ngarani haywa irsya, hrih ngaran irang, wruh ring arang wih, titiksa ngaraning haywa irsya, hrih ngara ning irang,wruha ring irang wih, titiksāngaraning haywa gong krodha, anasūyā haywa dosagrāhi, yaňa magelem amuja, dāna, maweha dānapunya, dhŗti ngaraning maneb, āhning, ksama ngaraning kelan, nahan brata sang brāhmana.
Terjemahan:
Inilah brata sang Brāhmaṇa, duabelas banyaknya, perinciannya dharma, satya, tapa, dama wimatsaritwa, hrih, titiksa, anasuya yajna, dana, dhrthi, ksama, itulah perinciannya sebanyak duabelas, dharma dari satyalah sumbernya, tapa artinya carira sang cosana yaitu dapat mengendalikan jasmani dan mengurangi nafsu, dama artinya tenang dan sabar, tahu menasehati diri sendiri, wimatsaritwa artinya tidak dengki irihati, hrih berarti malu, mempunyai rasa malu, titiksa artinya jangan sangat gusar, anasuya berarti tidak berbuat dosa, yajna mempunyai kemauan mengadakan pujaan, dana adalah memberikan sedekah, dhrti artinya penenangan dan pensucian pikiran, ksama berarti tahan sabar dan suka mengampuni, itulah brata sang Brāhmaṇa.

Tentang peranan dan fungsinya, Brāhmaṇa harus melakukan Yajnya dan bersahabat dengan semua makhluk. Berperanan sebagai guru (acarya) dengan mengajarkan Veda, Kalpa dan Upanisad, memimpin upacara Garbhadana. Melakukan tapa, brata, dan semadi menurut ajaran Veda. Selama hidupnya seorang Brāhmaṇa harus tetap meladeni Guru atau Nabenya itu sampai meninggal. Belajar dan mengajar adalah Yajnya bagi seorang Brāhmaṇa, harus mengamalkan seluruh ilmu pengetahuannya kepada Varnavarna yang lainnya.

Tentang sifat dan ciri-cirinya, Brāhmaṇa adalah orang yang mampu mengendalikan panca indranya, berpengetahuan yang suci, berbudi baik dan tekun, dapat menguasai dirinya sepenuhnya, tidak makan segala, selalu hormat kepada orang lain. Kalau ada Brāhmaṇa yang tidak tahu Veda ibarat seekor sapi betina yang tidak bisa beranak dan mengeluarkan susu. Selalu waspada kepada pujian dan cemohan. Seorang Brāhmaṇa tidak boleh menyombongkan nama Gotranya apalagi untuk kepentingan mendapatkan makanan, ini makan benda busuk namanya.

Tentang kewajiban dan sifat-sifat seorang Brāhmaṇa: Orang yang bebas dari ketakutan dan ikatan belenggu-belenggu, tenang, seimbang, sadar dan dapat mengatasi hawa nafsu, bebas dari rasa marah, orang yang tidak suka menyakiti dengan pikiran, kata-kata dan perbuatan, orang yang telah padam penderitaannya, di dalam dirinya bersemayam kebenaran dan kebajikan, suka hidup sederhana, telah mencapai penerangan yang sempurna, tabah dan sabar menghadapi hukuman-hukuman, fitnahan, penganiayaan walaupun dirinya tak bersalah, orang yang dengan seksama menjalankan tugas-tugas agamanya, sama sekali tidak terikat pada kesenangan-kesenangan duniawi, mengetahui akhir dari penderitaan, orang yang mengetahui dengan jelas jalan yang salah, penuh kebijaksanaan, telah mencapai tujuan yang tertinggi, tidak suka menyiksa dan membunuh makhluk lainnya, tidak pernah mendendam, kata-katanya mudah dipahami, tidak pernah mencuri, dapat melepaskan diri dari kehidupan dunia ini, telah mencapai dasar keabadian, telah dapat melepaskan diri dari tumimbal lahir dan kesesatan, sebagai pahlawan yang dapat menaklukan dunia, mengetahui timbul dan lenyapnya benda-benda yang hidup, mengetahui kehidupannya yang dulu, mengetahui surga dan neraka, dan telah mencapai akhir dari kelahiran.

Sekian pembahasan mengenai  Penjelasan Kewajiban Brāhmaṇa bagian dari 4 Catur Varna dalam agama Hindu yang pembahasannya mengenai peranan, fungsi, sifat, ciri-ciri, kewajiban dan sifat seorang brahmana, semoga dapat mudah dipahami, jika bukan materi ini yang sobat cari mungkin artikel dibawah ini dapat menjawabnya!

0 komentar

Posting Komentar