Agama bagi Kehidupan - Kesemrawutan dan kekacauan, paling mudah dijumpai di jalanan. Sangat memprihatinkan kondisi masyarakat kita, belum kita menganalisis kehidupan mendalam dan pribadi manusia namun kehidupan masyarakat begitu kacau. Tatanan dan aturan begitu gampang mereka langgar. Berikut ini siswa diharapkan untuk memahami perilaku yang tidak pantas. Setelah mengamati gambar, siswa membentuk kelompok untuk mendiskusikan gambar tersebut.
Perhatikan Gambar
Dari gambar tersebut, apa yang kamu lihat?
Tentu kamu dapat melihat aktivitas kehidupan manusia yang dengan percaya dirinya melakukan perbuatan hidup yang tidak sejalan dengan norma hukum bahkan norma agama. Salah satu perilaku manusia menganggap hidup ini tidak perlu aturan agama karena dipandang agama tidak penting bagi kehidupan.
Buddha mengajarkan dengan jelas dan terdapat pada ”Pancasila Buddhis” ”Surameraya majjapamadatthana veramani sikkhapadamsamadiyami” yang artinya aku bertekad akan melatih diri menghindari minuman keras yang menyebabkan lemahnya kesadaran. Sila ini jelas sekali peranannya untuk mengingatkan manusia agar hidup normal dan selaras dengan agama dan masyarakat. Selain bertentangan dengan agama dan norma masyarakat juga ancaman hukum negara sangat berat.
Pada bab ini kamu akan belajar tentang arti penting agama bagi kehidupan. Kamu diharapkan mampu menganalisis pentingnya agama bagi kehidupan manusia karena dalam kehidupan sebagian manusia memandang agama tidak diperlukan lagi.
Di tengah perjalanan, Tono melihat seorang pemuda sedang mabuk minuman keras. Tono mengamati dan membicarakan dengan kawan dalam perjalanan. Angkutan umum pun tetap berjalan dengan pelan sambil mencari dan menunggu penumpang. Salah seorang teman Tono, berkata, ”Aduh..…! hari ini hidupnya masih mabuk minuman keras. Mabuk itu kan merusak kesehatan. Mabuk itu kan melanggar hukum. Mabuk itu kan kehidupan tidak beragama”.
Setelah membaca cerita di atas, jawablah soal berikut.
Mengatasi masalah-masalah kehidupan manusia, dirumuskan agama sebagai suatu sistem kepercayaan dan praktik yang dapat diaplikasikan. Agama adalah hubungan praktis yang dirasakan dengan apa yang dipercayai sebagai makhluk atau wujud yang lebih tinggi daripada manusia. Kata agama di Indonesia lazim diartikan sebagai kata A dan Gama yang diartikan dengan tidak kacau. Akan tetapi kata Gama dalam bahasa Sanskerta artinya desa. Jadi, agama diartikan dengan tidak kacau kurang tepat jika dilihat dari asal-usul bahasa. Agama adalah sikap atau cara penyesuaian diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjuk-kan lingkungan lebih luas daripada lingkungan dunia fisik yang terikat ruang dan waktu, dalam hal ini yang dimaksud adalah dunia spiritual. Jadi, agama bukanlah sekadar sikap seseorang terhadap dunia fisik (duniawi), tetapi juga termasuk dunia spiritual (kesucian, kemuliaan, cinta kasih, dan lain-lain).
Agama memiliki fungsi-fungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas. Artinya agama mampu menyatukan perbedaan melalui rasa solidaritas atau penghargaan yang tinggi terhadap agama orang lain. Fungsi-fungsi agama tersebut adalah; Transformatif, artinya agama mampu mengubah kepribadian dan perilaku manusia dari yang buruk menjadi baik. Kreatif, artinya agama mampu mendorong umatnya menjadi produktif baik untuk diri sendiri maupun lingkungannya. Sublimatif, artinya agama mampu menyucikan kehidupan manusia dari tiga akar kejahatan: keserakahan, kebencian, dan kebodohan. Edukatif, artinya agama mampu mendidik masyarakat memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi. Penyelamat, artinya agama mampu menyelamatkan manusia dari penderitaan. Kedamaian, artinya agama mampu membuat masyarakat memiliki rasa damai dari kesalahan/dosa yang dibuatnya melalui tuntunannya. Kontrol sosial, artinya agama mampu memelihara nilai-nilai sosial masyarakat melalui norma-norma yang diajarkan agamanya.
Selanjutnya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
Dalam Bahasa Sanskerta dan Bahasa Pali, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi ke, menuju, atau datang, kepada suatu tujuan, yang dalam hal ini, yaitu untuk menemukan suatu kebenaran. Penjelasan makna kata ini adalah seperti berikut.
Agama bagi Kehidupan
- Mengapa manusia mudah melakukan kekacauan dan kesemrawutan?
- Apakah mereka tidak takut akan hukum negara?
Ajaran Buddha
Simaklah wacana berikut ini dengan saksama!Agama bagi Kehidupan
Anak-anak, kamu saat ini duduk di bangku SMA/SMK. Kamu hendaknya bersyukur dapat melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan menengah. Sebagai wujud rasa syukur, kamu dapat lebih rajin belajar dan senantiasa dapat mengembangkan diri sehingga menjadi Buddhis yang lebih baik.Perhatikan Gambar
Orang Mabuk. Agama bagi Kehidupan. |
Dari gambar tersebut, apa yang kamu lihat?
Tentu kamu dapat melihat aktivitas kehidupan manusia yang dengan percaya dirinya melakukan perbuatan hidup yang tidak sejalan dengan norma hukum bahkan norma agama. Salah satu perilaku manusia menganggap hidup ini tidak perlu aturan agama karena dipandang agama tidak penting bagi kehidupan.
Buddha mengajarkan dengan jelas dan terdapat pada ”Pancasila Buddhis” ”Surameraya majjapamadatthana veramani sikkhapadamsamadiyami” yang artinya aku bertekad akan melatih diri menghindari minuman keras yang menyebabkan lemahnya kesadaran. Sila ini jelas sekali peranannya untuk mengingatkan manusia agar hidup normal dan selaras dengan agama dan masyarakat. Selain bertentangan dengan agama dan norma masyarakat juga ancaman hukum negara sangat berat.
Pada bab ini kamu akan belajar tentang arti penting agama bagi kehidupan. Kamu diharapkan mampu menganalisis pentingnya agama bagi kehidupan manusia karena dalam kehidupan sebagian manusia memandang agama tidak diperlukan lagi.
Peranan Agama
Penanaman Nilai
Hari pertama sekolah, sejak malam Tono telah berangan bahwa esok hari pertama sekolah, tentu segala kebutuhan sudah disiapkan beberapa hari sebelumnya. Tono berangkat ke sekolah, berkendaraan angkutan umum dengan riang dan sedikit bercanda dengan beberapa orang kawannya. Tono menikmati perjalanan menuju sekolah yang selama ini diinginkannya.Di tengah perjalanan, Tono melihat seorang pemuda sedang mabuk minuman keras. Tono mengamati dan membicarakan dengan kawan dalam perjalanan. Angkutan umum pun tetap berjalan dengan pelan sambil mencari dan menunggu penumpang. Salah seorang teman Tono, berkata, ”Aduh..…! hari ini hidupnya masih mabuk minuman keras. Mabuk itu kan merusak kesehatan. Mabuk itu kan melanggar hukum. Mabuk itu kan kehidupan tidak beragama”.
Setelah membaca cerita di atas, jawablah soal berikut.
- Apakah kamu juga termasuk anak yang sedang bersuka cita karena menjadi siswa SMA/SMK? Jelaskan.
- Apakah teman Tono yang berkomentar, termasuk teman yang memahami peran agama bagi kehidupan? Jelaskan.
- Sebutkan upaya yang kamu lakukan untuk memahami peran agama bagi kehidupan.
Mengatasi masalah-masalah kehidupan manusia, dirumuskan agama sebagai suatu sistem kepercayaan dan praktik yang dapat diaplikasikan. Agama adalah hubungan praktis yang dirasakan dengan apa yang dipercayai sebagai makhluk atau wujud yang lebih tinggi daripada manusia. Kata agama di Indonesia lazim diartikan sebagai kata A dan Gama yang diartikan dengan tidak kacau. Akan tetapi kata Gama dalam bahasa Sanskerta artinya desa. Jadi, agama diartikan dengan tidak kacau kurang tepat jika dilihat dari asal-usul bahasa. Agama adalah sikap atau cara penyesuaian diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjuk-kan lingkungan lebih luas daripada lingkungan dunia fisik yang terikat ruang dan waktu, dalam hal ini yang dimaksud adalah dunia spiritual. Jadi, agama bukanlah sekadar sikap seseorang terhadap dunia fisik (duniawi), tetapi juga termasuk dunia spiritual (kesucian, kemuliaan, cinta kasih, dan lain-lain).
Agama memiliki fungsi-fungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas. Artinya agama mampu menyatukan perbedaan melalui rasa solidaritas atau penghargaan yang tinggi terhadap agama orang lain. Fungsi-fungsi agama tersebut adalah; Transformatif, artinya agama mampu mengubah kepribadian dan perilaku manusia dari yang buruk menjadi baik. Kreatif, artinya agama mampu mendorong umatnya menjadi produktif baik untuk diri sendiri maupun lingkungannya. Sublimatif, artinya agama mampu menyucikan kehidupan manusia dari tiga akar kejahatan: keserakahan, kebencian, dan kebodohan. Edukatif, artinya agama mampu mendidik masyarakat memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi. Penyelamat, artinya agama mampu menyelamatkan manusia dari penderitaan. Kedamaian, artinya agama mampu membuat masyarakat memiliki rasa damai dari kesalahan/dosa yang dibuatnya melalui tuntunannya. Kontrol sosial, artinya agama mampu memelihara nilai-nilai sosial masyarakat melalui norma-norma yang diajarkan agamanya.
Selanjutnya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
- Apakah kalian mengerti peran agama dalam kehidupan?
- Apakah kamu mengeti apa itu agama?
Dalam Bahasa Sanskerta dan Bahasa Pali, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi ke, menuju, atau datang, kepada suatu tujuan, yang dalam hal ini, yaitu untuk menemukan suatu kebenaran. Penjelasan makna kata ini adalah seperti berikut.
- Dari kehidupan tanpa arah, tanpa pedoman, datang mencari pegangan hidup yang benar, untuk menuju kehidupan yang sejahtera dan kebahagiaan yang tertinggi;
- Dari biasa melakukan perbuatan rendah di masa lalu, beralih menuju hakikat ketuhanan, yaitu melakukan perbuatan benar yang sesuai dengan hakikat ketuhanan tersebut sehingga bisa hidup sejahtera dan bahagia;
- Dari kehidupan tanpa mengetahui Hukum Kesunyataan (Hukum Kebenaran Mutlak), dari kegelapan batin, berusaha menemukan sampai mendapat atau sampai mengetahui dan mengerti suatu hukum kebenaran yang belum diketahui, yaitu hukum kesunyataan yang diajarkan oleh Buddha.
0 komentar
Posting Komentar