Keunikan Agama Buddha

>
Keunikan Agama Buddha - Buddha berkata; ”Jadilah pulau pelindung bagi dirimu sendiri.” Buddha telah menyatakan kepada kita, bahwa Beliau hanyalah seorang guru yang telah mencapai Penerangan Sempurna, dan pengikutNya tidak perlu berlebihan untuk memuja Nya. Beliau tidak pernah menjanjikan kepada pengikutNya, bahwa dengan mudah akan masuk surga atau mencapai Nibbana, jika secara membuta memujaNya.

Jika kita melaksanakan ajaran dari suatu agama hanya berdasarkan pada guru tersebut, kita tidak akan dapat merealisasikan kebenaran. Tanpa membuktikan kebenaran suatu agama yang kita anut, kita dapat menjadi korban dari kepercayaan membuta dan mengurung kebebasan berpikir; akhirnya kita hanya menjadi budak guru tertentu dan membenci guru yang lainnya.
Keunikan Agama Buddha
Keunikan Agama Buddha

Harus kita buktikan bahwa kita tidak tergantung pada orang lain untuk keselamatan diri kita sendiri. Tetapi kita harus hormat pada guru-guru agama yang tulus dan berjasa terhadap kebaikan. Guru-guru agama akan dapat mengatakan kepada kita apa yang harus dilakukan untuk memperkuat keselamatan, tetapi ingat, tidak seorang pun dapat menyelamatkan orang lain. Penyelamatan ini tidak sama dengan menyelamatkan orang yang berada dalam keadaan bahaya. Inilah pembebasan dari kekotoran batin dan penderitaan duniawi. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kita harus bekerja sendiri untuk mencapai kebebasan atau persamaan; sebagaimana nasihat yang diberikan oleh guru-guru agama. ”Tidak ada seorangpun yang dapat menyelamatkan orang lain. Buddha hanya penunjuk jalan.”

Dapatkah anda berpikir bahwa ada guru agama lain yang akan mengatakan hal-hal tersebut? Inilah kebebasan yang kita miliki dalam ajaran Buddha. Itulah sepuluh nasehat yang diberikan oleh Guru Agung junjungan kita (Buddha Gotama) kepada kelompok anak muda suku Kalama, yang datang kepada Beliau dan bertanya; ”Bagaimanakah sikap yang benar untuk menerima sebuah agama, dan bagaimanakah caranya untuk memutuskan ajaran mana yang benar?” Jangan menjadi manusia egois atau memperbudak orang lain. Jangan melakukan sesuatu yang hanya menguntungkan seseorang saja, tetapi pertimbangkan manfaat bagi yang lainnya. Beliau berkata kepada mereka, bahwa mereka akan dapat mengerti apa yang telah ditunjukkan Beliau dengan pengalaman. Beliau juga berkata tentang berbagai ragam praktik dan kepercayaan, hal-hal tertentu baik bagi seseorang akan tetapi belum tentu baik bagi orang lainnya. Sebaliknya, sesuatu hal baik bagi dia akan tetapi tidak untuk yang sedang istirahat. Sebelum anda melakukan sesuatu, sebaiknya anda mempertimbangkan apakah manfaat yang akan diperoleh.

Inilah petunjuk-petunjuk Buddha yang harus dipertimbangkan sebelum menerima suatu agama. Buddha memberikan kebebasan penuh untuk memilih agama, sebagaimana yang ditunjukkan sebagai pendiri kita.

Agama Buddha adalah sebuah agama yang mengajarkan kita untuk mengerti, bahwa manusia bukan untuk agama, tetapi agama untuk digunakan manusia. Agama dapat diibaratkan seperti sebuah rakit untuk menyeberangi sungai. Setelah tiba di pantai seberang, seseorang dapat meninggalkan rakit tersebut dan melanjutkan perjalanannya. Seorang manusia sebaiknya menggunakan agama untuk kemajuan dirinya dan mencari kebebasan, kedamaian, dan kebahagiaan. Agama Buddha adalah sebuah agama yang dapat kita gunakan untuk hidup dengan penuh perdamaian, dan mengajak yang lainnya hidup damai pula sebagaimana yang kita rasakan.

Sambil mempraktikkan ajaran agama, kita juga harus bersikap hormat terhadap agama lain. Sulit memang menaruh rasa hormat kepada kepercayaan orang lain, dan sikap buruk terhadap keyakinan orang lain yang tampak ini harus dapat ditoleransi dengan tanpa mengganggu atau menghina agama lain. Banyak agama lain yang telah mengajarkan kepada pengikut-pengikutnya untuk mengambil sikap ini.

Keunikan Agama Buddha

Terdapat beberapa keunikan agama Buddha sehingga sampai hari ini agama Buddha dikenal di seluruh dunia dari berbagai lapisan masyarakat, dari masyarakat primitif sampai masyarakat modern, dari masyarakat berpendidikan rendah sampai pada intelektual. Hal ini didasarkan pada:

1. Ajaran Buddha tidak membedakan kasta.

Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau menjadi jahat bukan karena kasta, status sosial, bukan pula karena kepercayaan atau keyakinannya menganut suatu ajaran agama tertentu.

2. Agama Buddha adalah agama damai dengan ajaran welas asih yang universal

Buddha mengajarkan kita untuk memancarkan cinta kasih kepada semua makhluk yang di dalamnya, ada manusia, hewan dan lain-lain tanpa kecuali. Seseorang yang telah membuang pikiran kotor untuk menaklukkan orang lain dan makhluk lain akan merasakan kedamaian yang luar biasa. Dijelaskan bahwa seseorang yang menaklukkan ribuan orang dalam peperangan bukanlah penakluk sejati. Tetapi dia yang menaklukkan diri sendiri adalah penakluk gemilang.

3. Dalam Ajaran Buddha, tidak seorangpun diperintahkan untuk percaya

Buddha tidak pernah memaksa seorangpun untuk mempercayai ajaranNya, semuanya adalah pilihan sendiri. Konsep dasarnya adalah ehipassiko, datang, lihat dan buktikan terhadap kebenaran Dharma. Buddha pernah berkata: ”Jangan percaya apa yang Kukatakan kepadamu, kajilah dengan kebijaksanaanmu sendiri secara cermat dan teliti apa yang Kukatakan”.

4. Agama Buddha mengajarkan diri sendiri sebagai pelindung

Buddha bersabda: ”Jadikanlah dirimu sebagai pelindung bagi dirimu sendiri”, Tidak ada penjelasan sama sekali dari Buddha makhluk adikodrati sebagai pelindung kita. Bagi orang yang telah berlatih dan melaksanakan Dharma dengan baik, maka dia telah mencapai perlindungan terbaik. Buddha hanyalah penunjuk jalan, pilihan untuk mengikuti jalanNya atau tidak mengikuti, tergantung pada orang yang bersangkutan.

5. Agama Buddha tanpa kekerasan

Dari awal perkembangan sampai sekarang, kurang lebih 2.600 tahun, perkembangan agama Buddha tidak pernah menyebabkan peperangan dan pertumpahan darah. Hal demikian tidak lain karena Buddhisme mengakar kuat pada penganutnya.

6. Agama Buddha mengajarkan hukum sebab dan akibat

Segala sesuatu muncul dari suatu sebab, tiada sesuatu apapun yang muncul tanpa alasan. Prinsip sebab dan akibat, suatu kondisi yang pada mulanya sebagai akibat yang akan menjadi sebab dari kondisi yang lain, dan seterusnya seperti mata rantai. Hal ini terjadi pada fenomena alam, kehidupan manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta segala sesuatu yang berkondisi.

Rangkuman

  1. Agama awal yang masuk ke Indonesia adalah Hindu dan Buddha, kemudian Islam, Kristen, yang kemungkinan juga masuk Konfusianisme dan Taoisme disela-sela masuknya pengaruh agama-agama tersebut. Negara Indonesia adalah Negara yang berasaskan Pancasila dan bukan negara agama.
  2. Ajaran keyakinan dan kemoralan inilah yang dijadikan manusia sebagai landasan dalam segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan, dan pegangan hidup. Setiap agama juga mengajarkan ibadah atau ritual sebagai bentuk bakti manusia kepada agama dan TuhanNya.
  3. Kalama Sutta; menjelaskan….adalah untuk tidak menerima sesuatu apabila didasarkan pada; sesuatu sudah menjadi tradisi, sudah lama ada, atau sudah sering didengar….”
  4. Beberapa karakteristik agama Buddha yang tidak membedakan kasta, mengembangkan cinta kasih universal, anti kekerasan, tidak memaksakan kehendak.

Orang membuang kemelekatan terhadap segala sesuatu; orang suci tidak membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan nafsu keinginan. Dalam menghadapi kebahagiaan ataupun kemalangan, orang bijaksana tidak menjadi gembira maupun kecewa.
(Dhammapada 83)

Seseorang yang aktif tidak berbuat jahat demi kepentingannya sendiri ataupun orang lain; demikian pula ia tidak menginginkan anak, kekayaan,pangkat atau keberhasilan dengan cara yang tidak benar. Orang seperti itulah yang sesungguhnya luhur, bijaksana dan berbudi.
(Dhammapada 84)

Di antara umat manusia hanya sedikit yang mencapai Seberang; sebagian besar hanya berjalan hilir mudik di tepi sebelah sini.
(Dhammapada 85)

0 komentar

Posting Komentar