Peran agama bagi kehidupan manusia

>
Peran agama bagi kehidupan manusia - Ada pendapat yang menjelaskan bahwa kata agama mempunyai arti tidak kacau. Bila memang dapat diartikan demikian, kata agama ini bisa mempunyai makna menjalankan suatu peraturan kemoralan untuk menghindari kekacauan dalam hidup ini yang tujuannya adalah guna mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Namun demikian mengartikan kata ”agama” dengan cara demikian masih menjadi perdebatan, karena secara etimologis tidak ditemukan suatu kata ”gama” yang berarti ”kacau” meskipun disepakati bahwa ”a” artinya ”tidak” dalam bahasa Sanskerta.

Peran agama bagi kehidupan manusia

Timbulnya agama di dunia ini adalah untuk menghindari terjadinya kekacauan, pandangan hidup yang salah, dan sebagainya, yang terjadi pada waktu dan tempat yang berbeda; guna mendapatkan suatu kehidupan yang sejahtera dan kebahagiaan tertinggi. Setiap orang pasti menginginkan kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupnya. Inilah alasan mengapa orang mau mencari jalan yang benar yang dapat membawa mereka kepada suatu tujuan, yaitu suatu kebahagiaan mutlak terbebas dari semua bentuk penderitaan. Semua agama di dunia ini muncul karena adanya alasan ini.

Peran agama bagi kehidupan manusia
Peran agama bagi kehidupan manusia
Gambar diatas menunjukkan bahwa kehidupan manusia yang kacau tidak sesuai dengan norma agama sehingga jauh dari kedamaian dan kebahagiaan. Kebahagiaan dan kedamaian tersebut semestinya dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia dengan mengaktualisasikan nilai-nilai agama.

Buddha Dhamma yang mengajarkan Kebahagiaan Tertinggi (Nibbana) juga disebut sebagai agama. Oleh karena itu, agama Buddha lebih dikenal dengan nama Buddha Dhamma atau Buddha Sasana. Buddha Dhamma atau Buddha Sasana, yaitu ajaran Buddha sebagai pedoman untuk membebaskan diri dari penderitaan.

Sebagai jalan manusia untuk mencapai kebahagiaan duniawi yang sejalan dengan Buddha Dhamma, setelah meninggal dunia terlahir di surga, kemudian mencapai kebahagiaan akhir (Nibbana). Dengan demikian, agama Buddha juga termasuk salah satu agama yang ada di dunia. Dari definisi di atas, agama merupakan ajaran kepercayaan atau keyakinan beserta kebaktian, sebagai jalan manusia untuk mencapai kebahagiaan duniawi, dan agar setelah meninggal dunia terlahir di surga.

Perubahan kepercayaan animisme dan dinamisme menjadi agama, membuat bermunculan agama-agama yang menawarkan ajaran-ajaran dengan banyak perbedaan meskipun pada intinya mengajarkan keselamatan serta kebahagiaan duniawi dan surgawi. Agama yang dianggap agama tertua dianut manusia berasal dari lembah Hindustan yang pada awalnya disebut dengan Brahmanisme, tetapi kemudian dikenal dengan nama Agama Hindu. Kemudian, muncullah agama-agama lain seperti Yudaisme; Buddhisme; Kristenitas; Islam; Sikhisme; juga kepercayaan-kepercayaan di antaranya: Konfusianisme; Taoisme; Zoroastrianisme; Shintoisme; dan kepercayaan Baha’i.

Agama awal yang masuk ke Indonesia adalah Hindu dan Buddha, kemudian Islam, Kristen, yang kemungkinan juga masuk Konfusianisme dan Taoisme di sela-sela masuknya pengaruh agama-agama tersebut. Negara Indonesia adalah negara yang berasaskan Pancasila dan bukan negara agama. Berdasarkan sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, serta Pasal 29 Ayat 1 dan 2 UUD 1945 yang berbunyi:
  1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Negara mengizinkan dan melindungi penduduk untuk menganut salah satu agama yang diakui di Indonesia. Agama memuat ajaran kebajikan, baik dan salah, moral, etika, norma, tatanan hidup, aturan, latihan bahkan larangan yang semuanya mengarahkan agar manusia berperilaku baik. Ajaran yang terdapat dalam agama tersebut membuat agama memiliki fungsi besar bagi manusia terutama dalam hubungannya dengan Tuhan, serta manusia dan manusia atau masyarakat.

Fungsi agama bagi manusia adalah sebagai sumber spiritual, pembimbing rohani manusia, pedoman dan sumber moral, serta sumber informasi masalah metafisika. Selain fungsi tersebut, agama juga memiliki peran dalam kehidupan manusia. Peran agama bagi kehidupan manusia di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Membawa Perubahan terhadap Pribadi Manusia

Ajaran yang terdapat dalam agama diharapkan dapat membawa perubahan terhadap pribadi manusia, dan menjadi pagar pembatas agar manusia tidak terjerumus pada hal-hal negatif. Perubahan pribadi manusia ini dimaksudkan terjadinya perubahan kebiasaan manusia yang tidak baik menjadi lebih baik. Selain itu, ajaran agama juga diharapkan mampu mendorong manusia melakukan kebajikan, memiliki cinta kasih, sikap rukun, dan tolong-menolong.

2. Memberikan Pendidikan (Edukasi)

Agama mampu memberikan pembinaan, pendidikan, dan pengajaran kepada manusia dalam berbagai bidang kehidupan, tidak hanya spiritual maupun rohani. Hal ini dimaksudkan bahwa ajaran agama dijadikan pedoman bagi manusia dalam menghadapi kehidupan dengan bersikap bijaksana. Bidang kehidupan ini tidak hanya dalam kegiatan ritual, tetapi juga bidang kehidupan lainnya seperti pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain sebagainya.

3. Membawa Perbaikan Keadaan Masyarakat

Manusia dihadapkan pada permasalahan sosial yang sangat kompleks. Permasalahan ini mengakibatkan hilangnya rasa kemanusiaan, seperti ketidakpedulian, pelanggaran hukum, serta hilangnya sikap saling menyayangi. Kondisi ini membutuhkan pedoman dari agama untuk menyelesaikan permasalahan sosial dengan menciptakan keharmonisan kehidupan bermasyarakat.

4. Menciptakan Persatuan dalam Masyarakat

Ajaran Buddha dapat lebih diaplikasikan dalam masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dibingkai dengan Bhinneka Tunggal Ika. Kerukunan hidup umat beragama terbina bila setiap umat beragama mampu:
  1. Tidak memaksakan kehendak atau keyakinan kepada orang lain.
  2. Bekerjasama dan gotong royong untuk mengerjakan sesuatu untuk kepentingan bersama.
  3. Tidak membeda-bedakan antarumat dalam hal agama dan keyakinan yang dianutnya.
  4. Memberi kesempatan sepenuhnya kepada orang lain untuk menjalankan ibadahnya.
  5. Menghormati orang lain yang sedang menjalankan ibadahnya.
  6. Saling menghormati perayaan hari besar agama orang lain.
Agama Buddha lebih berperan aktif karena jelas agama sebagai sumber dan landasan etika, moral dan spiritual, memiliki peran sebagai berikut:
  1. Peran sebagai Komplemen: artinya agama merupakan salah satu unsur pokok dalam kehidupan untuk menetapkan arah, tujuan dan cara-cara menjalani kehidupan.
  2. Peran sebagai Motivator: artinya agama harus mampu memberi dorongan dan menggerakkan aktivitas serta perilaku manusia dalam meraih cita-citanya.
  3. Peran Kreatif: artinya agama harus dapat membuat orang bekerja dengan penuh daya cipta yang bermanfaat.
  4. Peran Integratif: artinya agama harus dapat mempersatukan perbedaan di dunia.
  5. Peran Sublimatif: artinya agama harus dapat membantu seseorang untuk mencapai kesucian lahir dan batin.
Peran agama semestinya bukan hanya menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat duniawi tetapi yang mengarah pada kesucian spiritual. Buddha menjelaskan bahwa terdapat 4 agama palsu sebagai berikut:
  1. Materialisme, yaitu agama yang tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian.
  2. Tidak percaya hukum sebab akibat. Ia berpendapat bahwa berbuat baik tidak ada pahalanya, dan sebaliknya ia mengajarkan etika tidak bermoral.
  3. Keselamatan dapat diperoleh secara ajaib. Misalnya asal percaya dan ikut agama, maka ia akan diselamatkan, tak peduli perbuatannya baik atau buruk.
  4. Mengajarkan bahwa kebahagiaan dan penderitaan manusia sudah ditakar dan diatur oleh yang maha kuasa.

0 komentar

Posting Komentar