Para Suci (Shenming) dalam Kelenteng

>
Para Suci (Shenming) dalam Kelenteng - Pada materi pelajaran agama Khonghucu kali ini akan membahas mengenai shenming atau para suci berdasarkan dalam Kitab Sishu Wujing dan juga mengenai shenming para malaikat yang diangkat oleh Nabi Kongzi serta shenming -shenming baru yang diangkat oleh rakyat karena riwayat hidupnya dan perilaku mereka semasa hidup sangat dihormati, untuk lebih jelasnya terdapat pada penjelasan berikut ini!

Para Suci (Shenming) dalam Kelenteng

Banyak orang datang ke kelenteng dengan beragam motivasi. Ada yang ingin bersembahyang mengucap syukur kehadirat Huang Tian dan kepada para shenming. Namun banyak pula yang datang meminta petunjuk kepada para Shenming untuk mengatasi permasalahan seperti masalah bisnis, rumah tangga, mengobati penyakit dan bahkan sampai mencari jodoh!

Mengapa mereka (Shenming) disembahyangi, dan dipercaya oleh masyarakat? Apakah mereka pada awalnya adalah orang-orang seperti kita? Apakah mereka dipuja dan disembahyangi karena dipercaya mempunyai ‘kekuatan’ sehingga dapat menolong umat manusia? Apakah Shenming sama dengan dewa-dewi?
Para Suci (Shenming) dalam Kelenteng
Para Suci (Shenming) dalam Kelenteng

Keberadaan Shenming dalam agama Khonghucu dapat dilihat dalam Kitab Sishu Wujing, antara lain seperti berikut.
  • Fu Sheng Wang Zhi Ji Si Ye, Fa Shi Yu Min Ze Si Zhi, Yi Si Qin Shi Ze Si Zhi, Yi Lao Ding Guo Ze Si Zhi, dan Neng Han Da Huan Ze Si Zhi.
“Berdasarkan peraturan para raja suci tentang upacara sembahyang, sembahyang dilakukan kepada orang yang menegakkan hukum bagi rakyat, kepada orang yang gugur menunaikan tugas, kepada orang yang telah berjerih payah membangun kemantapan dan kejayaan negara, kepada orang yang dengan gagah berhasil menghadapi serta mengatasi bencana besar dan kepada yang mampu mencegah terjadinya kejahatan/penyesalan besar.” (Li Ji, Ji Fa XX: 9)
  • Kong Zi Yue, Jun Zi You San Wei, Wei Tian Ming, Wei Da Ren, dan Wei Sheng Ren Zhi Yan.
Nabi Kongzi bersabda, “Seorang Junzi memuliakan tiga hal, yaitu: memuliakan Firman Tian, memuliakan orang-orang besar dan memuliakan sabda para nabi.”(Lunyu. XVI: 8)

Jadi, Shenming adalah roh (Shen) manusia yang pada masa hidupnya banyak berjasa bagi masyarakat, mereka memiliki pribadi yang baik, rela berkorban demi keadilan dan kebenaran. Shen berarti roh yang tidak tampak. Sementara Shenming berarti roh yang sudah tampak dalam wujud/bentuk patung yang selanjutnya di kenal dengan sebutan Jin Shen.

Shenming bukanlah dewa-dewi, karena dewa dalam huruf cina (Zhong Wen) tertulis Xian. Berdasarkan karakter huruf, Xian (仙) terdiri atas radikal huruf Ren (人) artinya manusia, dan Shan (山) artinya gunung. Jadi dewa itu adalah orang yang bertapa di gunung-gunung dan memiliki kesaktian/kekuatan-kekuatan gaib, sedangkan Shen bukanlah orang-orang yang pada saat hidupnya sengaja bertapa di gunung-gunung untuk memiliki kesaktian, tetapi menjalankan kebajikan dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat sesuai dengan yang diajarkan oleh agama sehingga dihormati dan diteladani oleh masyarakat luas.

Nabi Kongzi bersabda, “Kita adalah manusia, tidak dapat hidup bersama burungburung dan hewan. Bukankah aku ini manusia? Kepada siapa aku harus berkumpul? Kalau dunia dalam Jalan Suci, Qiu tidak usah berusaha memperbaikinya.” (Lunyu. XVIII: 6/4)

Lebih lanjut Nabi Kongzi menegaskan, “Menuntut ilmu gaib dan melakukan perbuatan mukjizat agar termasyhur pada zaman mendatang, aku tak kan melakukannya.” (Zhongyong. X: 1)

Nabi Kongzi juga menegaskan (tercatat dalam Lunyu Bab VII Pasal 21) bahwa beliau tidak membicarakan tentang kekuatan mukjizat dan roh-roh yang tidak karuan. Dalam perkembangan selanjutnya (di Indonesia khususnya), istilah Shen (Roh) seringkali bergeser menjadi Xian (Dewa). Di berbagai daerah di Indonesia akhirnya Shenming yang terdapat dalam kelenteng mendapat sebutan yang berbeda-beda seperti, Pek Kong, Kongco, Makco (dialek hok-kian), dewa-dewi dan sebagainya.

Dalam agama Khonghucu Si Shu Wu Jing- tidak dikenal istilah dewa, yang ada Gui Shen dan Shenming. Agama Khonghucu adalah agama yang monotheis, bukan polytheis.

Nabi Kongzi juga menjadikan para malaikat menjadi Shenming, antara lain:
  • Xian Tian Shang Di (Hian Tian Siang Tee),
  • Fu De Zheng Shen (Hok Tik Ceng Sin),
  • Zao Jun Gong (Cao Kun Kong).
Kemudian rakyat mengangkat Shenming-Shenming baru seperti:
  • Guan Yu (Kwan Kong).
  • Tian Shang Shen Mu (Tian Shang Sing Boo),
  • Yue Fei (Gak Hui) dan sebagainya.
Masyarakat yang bersembahyang di kelenteng dapat belajar dari para Shenming yang dihormatinya melalui riwayat hidupnya dan perilaku mereka semasa hidup. 

Malaikat Bumi atau Fu De Zheng Shen diangkat menjadi Shenming di kelenteng supaya masyarakat menjaga kelestarian lingkungan. Perlu di ketahui bahwa pada zaman dahulu Malaikat Bumi itu telah dihormati dengan melakukan upacara sembahyang di tempat terbuka seperti di gunung dan di ladang. Nabi Kongzi menempatkan malaikat sebagai Shenming di kelenteng agar masyarakat berkumpul di kelenteng dan beraktivitas dengan rukun dan damai.

Sebaris kalimat ini adalah tulisan asli Nabi Kongzi dalam Kitab Yi Jing bagian Xi Chi Shang Chuan atau Babaran Agung bagian pertama, bunyinya:
系辞上传,默而成之,不言而信,存乎德行,神而明之,存乎其人。
xi chi shang chuan, me er cheng zhi, bu yan er xin, cun hu de xing, shen er ming zhi, cun hu qi ren
“Diam dalam keberhasilan, tidak berbicara tetapi dipercaya, keberadaannya membuat orang berperilaku bajik, itulah para Shenming, keberadaannya sebagai kreasi luar biasa manusia.”

Inilah harapan Nabi Kongzi memperluas fungsi kelenteng sebagai tempat ibadah dan tempat masyarakat membina diri.

Sekian pembahasan materi tentang Para Suci (Shenming) dalam Kelenteng, dan juga mengenai shenming para malaikat yang diangkat oleh Nabi Kongzi serta shenming -shenming baru yang diangkat oleh rakyat dimana pada masa hidupnya banyak berjasa bagi masyarakat, selamat belajar!

0 komentar

Posting Komentar