Pandangan Agama Buddha Terhadap Ilmu Pengetahuan (Iptek) atau Sains Modern

>
Pandangan Agama Buddha dan Iptek atau Sains Modern - ”Kita hidup di dalam sebuah alam semesta yang dinamis dan kadang kala segala peristiwa menguntungkan kita, dan di lain waktu merugikan kita. Buddhisme tidaklah menitikberatkan pada kemajuan sepiritual belaka tapi kebutuhan jasmani juga diperhatikan mengapa hal ini terjadi. Adalah hal yang simpel menyatakan hal yang masuk akal bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi kadang kala bertentangan dengan impian, harapan dan keinginan kita.”

Pandangan  Agama Buddha Terhadap Ilmu Pengetahuan (Iptek) atau Sains Modern

Agama Buddha tidak anti Iptek sepanjang digunakan untuk kemajuan batin dan menambah kebajikan. Orang-orang perlu diajarkan untuk mengubah Iptek menjadi kebutuhan dalam meningkatkan kebajikan sehingga hidup manusia tetap tenang dan puas. Namun, karena keserakahan, kebencian, dan kebodohan manusia, Iptek disalahgunakan. Mari kita pahami permasalahan ini.

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan

Belajar dan mengembangkan diri adalah kewajiban sebagai generasi muda. Dunia telah berkembang begitu pesatnya. Perkembangan berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Umat Buddha tidak boleh ketinggalan tentang IPTEK, bahkan menjadi keharusan untuk menguasai IPTEK karena dapat dimudahkan segala pekerjaan, aktifitas, dan perjuangannya.
Agama Buddha dan Iptek atau Sains Modern
Agama Buddha dan Iptek atau Sains Modern
Banyak tantangan dan masalah yang dihadapi bersama dalam mengembangkan dan menguasai IPTEK. Menjaga agar IPTEK yang dipelajari, dikuasai, dimiliki menjadi alat untuk meningkatkan taraf hidup dan menambah kebajikan.

B. Definisi Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
matahari, bulan dan bumi
matahari, bulan dan bumi
  • Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja). Ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak bulan, dan sebagainya.
  • Ilmu Psikologi hanya bisa membaca perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Contoh: Ilmu psikologi menjawab apakah seorang penjahit cocok menjadi perawat.

C. Syarat-Syarat Ilmu

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah agar sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
Teropong, Agama Buddha dan Iptek atau Sains Modern
Teropong, Agama Buddha dan Iptek atau Sains Modern
  • Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
  • Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasikan kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani ”Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
  • Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
  • Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ.
Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar keumuman (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

D. Definisi Teknologi

Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dalam memasuki era industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri. Sebagian beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru. namun, teknologi itu telah berumur sangat panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer. Setiap zaman memiliki teknologinya sendiri.

E. Kemajuan Teknologi

Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam, transportasi, membuat baju, atau membangun rumah.
pabrik modern
pabrik modern

Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu :
  1. Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress). Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
  2. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress). Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
  3. Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving technological progress).
Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.

Pengalaman di berbagai negara berkembang menunjukkan bahwa campur tangan langsung secara berlebihan, terutama berupa peraturan pemerintah yang terlampau ketat, dalam pasar teknologi asing justru menghambat arus teknologi asing ke negara-negara berkembang. Di lain pihak suatu kebijaksanaan ’pintu yang lama sekali terbuka’ terhadap arus teknologi asing, terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA), justru menghambat kemandirian yang lebih besar dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara berkembang karena ketergantungan yang terlampau besar pada pihak investor asing, karena merekalah yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit.

F. Ciri-Ciri Fenomena yang Diperlihatkan oleh Teknologi

Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal imperasional dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri fenomena dari kemajuan teknologi sebagai berikut:
  1. Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
  2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
  3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi, dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
  4. Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
  5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
  6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
  7. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

G. Teknologi dalam Pandangan Buddhis

Dalam pandangan Buddhis, penerapan teknologi sebagai jalur utama dapat menyongsong kehidupan yang lebih baik, keyakinan tersebut sudah cukup mendalam. Sikap demikian adalah wajar, asalkan tetap dalam konteks penglihatan dan penggunaan yang rasional. Teknologi, selain mempermudah kehidupan manusia untuk melakukan kebajikan, juga harus disadari mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu sendiri.
Teknologi dalam Pandangan Buddhis
Teknologi dalam Pandangan Buddhis

Seiring berjalannya waktu dan makin cepatnya daya pikir manusia yang semakin modern maupun canggih, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas akan kemajuan-kemajuannya yang semakin pesat mendunia. Ilmu pengetahuan telah menjadi perintis dalam membuat kemajuan teknologi menjadi lebih pesat dan tak terbayangkan kemajuannya pada saat seperti ini yang melampaui batas-batas praktis imajinasi yang sulit dijangkau pikiran. Ilmu pengetahuan ini  sebenarnya baru berkembang pada dua milenium terakhir. Namun, bisa kita lihat sendiri betapa hebat dan pesatnya perkembangan yang terjadi pada dua millennium terakhir ini.

Ilmu pengetahuan tidak selalu berjalan praktis dan terus-menerus meningkat, ilmu pengetahuan dapat timbul dan tenggelam dalam perkembangan peradaban manusia. Ilmu pengetahuan menunjukkan, peradaban yang lebih maju menaklukkan peradaban yang lebih terbelakang, dalam artian selanjutnya ilmu pengetahuan bisa saja ditaklukkan oleh peradaban lain yang lebih maju atau mungkin ilmu pengetahuan yang lama mungkin akan tergantikan dengan pola pemikiran ilmu pengetahuan yang baru yang lebih canggih. Pada intinya yang kuat bertahan, yang lemah ditaklukkan.

Agama Buddha tidak anti ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi justru menempatkannya sebagai sarana untuk mempercepat dan mempermudah berbagai kebajikan yang dilakukan sehingga pada akhirnya mencapai pembebasan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi penting dalam agama Buddha. Pandangan tersebut memperjelas bahwa agama dan ilmu pengetahuan serta teknologi saling sinergi. Iptek tanpa kehadiran agama akan membahayakan kehidupan, dan sebaliknya agama tanpa dibarengi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kehidupan manusia akan lumpuh dan tidak bisa melihat dunia luar yang luas.

Teknologi sudah banyak digunakan manusia, contoh sistem komputerisasi merupakan kemajuan teknologi saat ini. Komputerisasi yaitu penggunaan setiap aktivitas di mana sistem pekerjaan dilakukan oleh komputer. Pengoperasian sistem secara otomatis dilakukan untuk mengatur pekerjaan yang diinginkan dengan memberi perintah kepada sistem tersebut, maka pekerjaan secara otomatis berjalan dengan sendirinya.

Jadi ke depannya pasti kecanggihan teknologi yang terdorong oleh ilmu pengetahuan yang tinggi menghasilkan berbagai macam penemuan-penemuan yang baru sehingga menjadikan teknologi yang berguna dalam menyongsong masa depan yang cerah.

Rangkuman

Dari berbagai teori dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam kehidupan manusia . Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
  2. Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi, karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri.
  3. Agama Buddha tidak anti ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi karena kecanggihannya justru menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk mempercepat dan mempermudah berbagai kebajikan yang dilakukan sehingga pada akhirnya mencapai pembebasan.

Renungan

Semua ilmu pengetahuan, baik itu yang tinggi, sedang ataupun yang rendah, patut dipelajari, diketahui dan dimengerti maknanya, walaupun tidak seluruhnya perlu diterapkan. Suatu hari kelak bila tiba saatnya, pengetahuan itu akan membawa banyak manfaat. (Khuddaka Nikaya 817)

Dengan belajar ilmu pengetahuan hingga berhasil, niscaya seseorang akan mendapatkan kehormatan. Namun dengan melatih diri dalam tingkah laku, itulah yang membawa seseorang pada kedamaian. (Khuddaka Nikaya I, 842)

0 komentar

Posting Komentar