Mengasihi dan Menghasilkan Perubahan - Menurut kamu, kekuatan apa yang paling dahsyat di dunia ini? Kekuatan negara adidaya? Kekuasaan yang tak terbatas dari seorang penguasa yang paling ditakuti rakyatnya? Kekuatan uang orang yang paling kaya?
Dalam pelajaran ini kita akan melihat mengapa kita perlu mengasihi orang lain, dan bagaimana kasih itu dapat menghasilkan perubahan yang sangat luar biasa.
Pada bacaan yang pertama, Lukas 15:21-24, kita menemukan cinta kasih seorang ayah yang luar biasa. Barangkali kasihnya ini mencerminkan kasih Allah kepada kita, manusia yang berdosa. Dalam perumpamaan “Anak yang Hilang” ini, si anak bungsu meminta agar diadakan pembagian harta warisan, Padahal sang ayah masih hidup!
Sekarang, bacalah kelanjutan ceritanya. Lalu bahaslah bersama temanmu sebangku, apa yang terjadi dengan si anak bungsu itu. Apakah dia merasa senang dengan uang yang ia miliki? Apakah ia selamanya merasa bahagia? Kalau tidak, apa sebabnya? Lalu, apa langkah selanjutnya yang ia ambil setelah seluruh uangnya habis?
Bagaimana pengalaman kamu dengan ibumu dan ayahmu? Apakah kamu mempunyai pengalaman yang indah, yang memberikan dorongan dan semangat kepada kamu untuk belajar dan mengembangkan karier? Ataukah justru pengalaman yang kurang menyenangkan? Adakah pengalaman yang menarik yang kamu peroleh dari ibumu dan ayahmu tentang bagaimana mereka berkorban untuk keluarga?
Kisah Cinta Seorang Ayah
James Kim (1971-2006) adalah seorang laki-laki keturunan Korea yang lahir di Amerika Serikat. Ia bekerja di San Francisco sebagai seorang jurnalis produk-produk teknologi industri di sebuah majalah di kota itu. Pada tanggal 17 November 2006, pada masa liburan Pengucapan Syukur, Kim bersama istrinya, Kati, dan kedua anak perempuan mereka, Sabine dan Penelope, masing-masing berusia 9 bulan dan 4 tahun, pergi berlibur ke Seattle untuk mengunjungi teman-teman mereka. Dari Seattle mereka pergi ke arah Gold Beach, sekitar 220 km jauhnya di pesisir Oregon. Kim dan keluarganya berhenti di sebuah restoran di kota Roseburg di Oregon untuk makan malam.
Setelah makan malam, mereka kembali menyusuri jalan raya. James Kim mengemudikan mobil, sementara Kati menjadi pengamat jalan. Di tengah perjalanan kedua suami istri itu membuat beberapa kesalahan yang fatal. Untuk mencapai Gold Beach, mereka harus mengambil Rute 42, dengan melalui Exit 119. Mereka tidak melihat exit itu, melainkan berjalan terus.
Kesalahan demi kesalahan terjadi, sehingga akhirnya mereka terjebak di badai salju. James dan Kati berusaha menggunakan telepon genggam mereka, namun ternyata tidak ada sinyal di sana.
“Kami hanya menunggu, dan yakin bahwa pasti ada orang yang akan mencari kami,” Kati menceritakan belakangan. Esok harinya, James membuat tulisan S.O.S. di salju untuk menarik perhatian orang. Merekamulai kehabisan makanan. Pada hari ketiga, Kati memutuskan untuk menyusui kedua anaknya. Pada hari ketujuh, James memutuskan untuk mengambil jalan satu-satunya yang tersisa. Ia meninggalkan mobilnya untuk mencari pertolongan.
Sementara itu, ayah James, seorang hartawan, memberangkatkan tiga helikopter dan sebuah tim pencari dengan 25 orang. Dua perusahaan telepon genggam menawarkan bantuan untuk mencari keluarga Kim itu lewat telepon genggam mereka.
Pada hari yang kesembilan, pilot helikopter, John Rachor, menemukan mobil Kim. Ia mengirimkan pesan lewat radio, dan dalam beberapa menit saja lebih banyak helikopter yang datang. Mereka menemukan Kati Kim dan kedua anaknya yang menderita sengatan salju dan sangat kelaparan. Namun mereka selamat. James tidak ditemukan.
Di mana James? Ia berusaha mencari jalan untuk menemukan permukiman orang. Namun James salah mengambil jalan, sehingga ia malah semakin jauh dari permukiman. Belakangan James ditemukan meninggal.
(ABC News. “‘20/20’ Exclusive: Kati Kim on Her Family’s Harrowing Ordeal”, 11 Februari 2011)
Ini adalah kisah cinta seorang ayah yang luar biasa. Ia mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menemukan pertolongan bagi istri dan kedua anaknya. Ia berusaha dengan seluruh daya dan kemampuannya, namun ia gagal dan akhirnya malah meninggal dunia. Pelajaran apa yang dapat kamu tarik dari kisah James Kim ini?
Apa yang dapat kita simpulkan dari ayat ini? Allah ternyata sangat mengasihi kita umat manusia. Untuk itulah Allah telah mengutus Yesus Kristus untuk menyatakan kasih-Nya.
Seringkali orang mengira bahwa kedatangan Yesus adalah untuk menjanjikan hidup kekal nanti di surga kalau kita sudah mati. Pemahaman ini sangat keliru. Seolah-olah iman Kristen baru bisa kita rasakan manfaatnya setelah kita meninggal kelak. Kalau demikian halnya, bagaimana dengan kehidupan kita di masa sekarang ini? Bukankah kita pun membutuhkan kasih Allah di masa hidup kita di dunia, sekarang ini juga?
Karena itulah, kehadiran Yesus Kristus sebagai tanda kasih Allah Bapa bagi kita di dunia, mestinya sudah bisa kita rasakan di masa kini juga. Ketika Yesus masih ada di dunia secara fisik sekitar 2000 tahun yang lalu, orang banyak sudah bisa menikmati kehadiran-Nya. Yang lumpuh bisa berjalan kembali, yang buta bisa melihat, yang mati dibangkitkan, dan mereka yang tersingkirkan dihampiri Yesus dan Yesus menjadi sahabat mereka. Orang-orang yang dijumpai dan disapa oleh Yesus mengalami perubahan yang dahsyat. Hidup mereka diliputi oleh sukacita dan pengharapan baru. Mereka menyadari bahwa hidup mereka bermakna karena Yesus.
Sekian pembahasan mengenai Mengasihi dan Menghasilkan Perubahan, semoga dapat membantusobat dalam proses belajar!
Mengasihi dan Menghasilkan Perubahan
Warren Buffett, salah seorang terkaya di dunia, pernah ditanyai, apa nasihat terbaik yang pernah diterimanya. Ia menjawab, “Kekuatan dari cinta kasih yang tanpa syarat. Maksudnya, tidak ada kekuatan apapun juga di muka bumi ini yang sebanding dengan kekuatan cinta kasih yang tak bersyarat. Dan saya pikir, bahwa bila kita menawarkan hal itu kepada anak kita, maka 90% anak itu sudah berada di jalan menuju rumah. Mungkinada saat-saatnya ketika kita tidak merasa nyaman dengannya, namun bila tahu bahwa kita bisa selalu pulang, maka itu sesuatu yang sangat berarti di dalam hidup ini. … Dan saya ingin mengatakan bahwa setiap orangtua yang dapat menunjukkan kasih seperti itu kepada anaknya sejak masih kecil, maka cinta kasih itu akan menghasilkan manusia yang lebih baik.”Mengasihi dan Menghasilkan Perubahan |
Pada bacaan yang pertama, Lukas 15:21-24, kita menemukan cinta kasih seorang ayah yang luar biasa. Barangkali kasihnya ini mencerminkan kasih Allah kepada kita, manusia yang berdosa. Dalam perumpamaan “Anak yang Hilang” ini, si anak bungsu meminta agar diadakan pembagian harta warisan, Padahal sang ayah masih hidup!
Sekarang, bacalah kelanjutan ceritanya. Lalu bahaslah bersama temanmu sebangku, apa yang terjadi dengan si anak bungsu itu. Apakah dia merasa senang dengan uang yang ia miliki? Apakah ia selamanya merasa bahagia? Kalau tidak, apa sebabnya? Lalu, apa langkah selanjutnya yang ia ambil setelah seluruh uangnya habis?
Bagaimana pengalaman kamu dengan ibumu dan ayahmu? Apakah kamu mempunyai pengalaman yang indah, yang memberikan dorongan dan semangat kepada kamu untuk belajar dan mengembangkan karier? Ataukah justru pengalaman yang kurang menyenangkan? Adakah pengalaman yang menarik yang kamu peroleh dari ibumu dan ayahmu tentang bagaimana mereka berkorban untuk keluarga?
Kisah Cinta Seorang Ayah
James Kim (1971-2006) adalah seorang laki-laki keturunan Korea yang lahir di Amerika Serikat. Ia bekerja di San Francisco sebagai seorang jurnalis produk-produk teknologi industri di sebuah majalah di kota itu. Pada tanggal 17 November 2006, pada masa liburan Pengucapan Syukur, Kim bersama istrinya, Kati, dan kedua anak perempuan mereka, Sabine dan Penelope, masing-masing berusia 9 bulan dan 4 tahun, pergi berlibur ke Seattle untuk mengunjungi teman-teman mereka. Dari Seattle mereka pergi ke arah Gold Beach, sekitar 220 km jauhnya di pesisir Oregon. Kim dan keluarganya berhenti di sebuah restoran di kota Roseburg di Oregon untuk makan malam.
Setelah makan malam, mereka kembali menyusuri jalan raya. James Kim mengemudikan mobil, sementara Kati menjadi pengamat jalan. Di tengah perjalanan kedua suami istri itu membuat beberapa kesalahan yang fatal. Untuk mencapai Gold Beach, mereka harus mengambil Rute 42, dengan melalui Exit 119. Mereka tidak melihat exit itu, melainkan berjalan terus.
Kesalahan demi kesalahan terjadi, sehingga akhirnya mereka terjebak di badai salju. James dan Kati berusaha menggunakan telepon genggam mereka, namun ternyata tidak ada sinyal di sana.
“Kami hanya menunggu, dan yakin bahwa pasti ada orang yang akan mencari kami,” Kati menceritakan belakangan. Esok harinya, James membuat tulisan S.O.S. di salju untuk menarik perhatian orang. Merekamulai kehabisan makanan. Pada hari ketiga, Kati memutuskan untuk menyusui kedua anaknya. Pada hari ketujuh, James memutuskan untuk mengambil jalan satu-satunya yang tersisa. Ia meninggalkan mobilnya untuk mencari pertolongan.
Sementara itu, ayah James, seorang hartawan, memberangkatkan tiga helikopter dan sebuah tim pencari dengan 25 orang. Dua perusahaan telepon genggam menawarkan bantuan untuk mencari keluarga Kim itu lewat telepon genggam mereka.
Pada hari yang kesembilan, pilot helikopter, John Rachor, menemukan mobil Kim. Ia mengirimkan pesan lewat radio, dan dalam beberapa menit saja lebih banyak helikopter yang datang. Mereka menemukan Kati Kim dan kedua anaknya yang menderita sengatan salju dan sangat kelaparan. Namun mereka selamat. James tidak ditemukan.
Di mana James? Ia berusaha mencari jalan untuk menemukan permukiman orang. Namun James salah mengambil jalan, sehingga ia malah semakin jauh dari permukiman. Belakangan James ditemukan meninggal.
(ABC News. “‘20/20’ Exclusive: Kati Kim on Her Family’s Harrowing Ordeal”, 11 Februari 2011)
Ini adalah kisah cinta seorang ayah yang luar biasa. Ia mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menemukan pertolongan bagi istri dan kedua anaknya. Ia berusaha dengan seluruh daya dan kemampuannya, namun ia gagal dan akhirnya malah meninggal dunia. Pelajaran apa yang dapat kamu tarik dari kisah James Kim ini?
Cinta Kasih: Kekuatan yang Luar Biasa
Cinta kasih adalah suatu kekuatan yang luar biasa dahsyatnya. Dalam Injil Yohanes 3:16 dikatakan “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”Apa yang dapat kita simpulkan dari ayat ini? Allah ternyata sangat mengasihi kita umat manusia. Untuk itulah Allah telah mengutus Yesus Kristus untuk menyatakan kasih-Nya.
Seringkali orang mengira bahwa kedatangan Yesus adalah untuk menjanjikan hidup kekal nanti di surga kalau kita sudah mati. Pemahaman ini sangat keliru. Seolah-olah iman Kristen baru bisa kita rasakan manfaatnya setelah kita meninggal kelak. Kalau demikian halnya, bagaimana dengan kehidupan kita di masa sekarang ini? Bukankah kita pun membutuhkan kasih Allah di masa hidup kita di dunia, sekarang ini juga?
Karena itulah, kehadiran Yesus Kristus sebagai tanda kasih Allah Bapa bagi kita di dunia, mestinya sudah bisa kita rasakan di masa kini juga. Ketika Yesus masih ada di dunia secara fisik sekitar 2000 tahun yang lalu, orang banyak sudah bisa menikmati kehadiran-Nya. Yang lumpuh bisa berjalan kembali, yang buta bisa melihat, yang mati dibangkitkan, dan mereka yang tersingkirkan dihampiri Yesus dan Yesus menjadi sahabat mereka. Orang-orang yang dijumpai dan disapa oleh Yesus mengalami perubahan yang dahsyat. Hidup mereka diliputi oleh sukacita dan pengharapan baru. Mereka menyadari bahwa hidup mereka bermakna karena Yesus.
Sekian pembahasan mengenai Mengasihi dan Menghasilkan Perubahan, semoga dapat membantusobat dalam proses belajar!
0 komentar
Posting Komentar