Penjelasan Kewajiban Śudra bagian dari 4 Catur Varna dalam Hindu

>
Penjelasan Kewajiban Śudra bagian dari 4 Catur Varna dalam Hindu - Pada pembahasan materi agama Hindu kali ini mengenai Penjelasan Kewajiban Śudra yang merupakan salah satu dari bagian dari 4 Catur Varna dalam agama Hindu, untuk lebih mudah dipahami dapat kalian simak dalam penjelasan singkat berikut ini!

Kewajiban Varna Śudra

Kata Śudra berarti golongan pelayan. Keterangan mengenai peranan serta fungsi Varna Śudra dari sumber-sumber pustaka suci agama Hindu hampir senada dengan kata Śudra itu sendiri. Sarasamuccaya, 60, menguraikan peranan dan fungsi Varna Śudra sebagai berikut:

Brāhmaṇa ksatram waicyaVarnam ca śūdrah
Kramenaitan nyāyatah pūjyamanah, tusteswateswawyatho dagdhapāstyaktwā
deham sidhimistam labheta.
Yapwan ulahaning śudra, bhaktya sumewāri sang brāhmana,
Ri sang ksatriya,ring waiśya, yathākrama juga, paritusta sang telun
sinewakanya hilang ta papanya, siddha sakāryannya.

Terjemahan:
Akan halnya perilaku Śudra, setia mengabdi kepada Brāhmaṇa, Kṣatriya, dan Waisya sebagaimana mestinya, apabila puaslah ketiga golongan yang dilayani olehnya, maka terhapuslah dosanya dan berhasil segalanya.
Penjelasan Kewajiban Śudra bagian dari 4 Catur Varna dalam Hindu
Penjelasan Kewajiban Śudra bagian dari 4 Catur Varna dalam Hindu

Bhagavadgītā XVIII, 44 menguraikan peranan dan fungsi Śudra senada dengan uraian di atas yaitu:

kṛṣi-go-rakṣya-vāṇijyaḿ
vaiśya-karma svabhāva-jam
paricaryātmakaḿ karma
śūdrasyāpi svabhāva-jam
paricaryātmakaḿ karma
śūdrasyāpi svabhāva-jam

Terjemahan:
Meladeni (menjual tenaga) adalah kewajiban Śudra menurut bakatnya.

Prof. Dr. Ida Bagus Mantra menerjemahkan sloka ini sebagai berikut: “Pekerjaan yang mempunyai karakter pelayanan adalah kewajiban dari Śudra yang lahir dari alamnya.” Seluruh keterangan di atas diperkuat lagi oleh kitab Manawa Dharmasastra I, 91, sebagai berikut:

Ekam eva tu śūdrasya
prabhuh karma samādiśat
etesām eva varnānām
śuśrusām anasūyaya

Terjemahan:
Hanya satu tangan yang Tuhan tentukan untuk para Śudra yaitu memberikan pelayanan dengan setia terhadap ketiga golongan lainnya.

Ayat ini merupakan landasan hukum dan kriteria untuk menentukan apakah seseorang termasuk katagori Śudra atau tidak. Menurut ayat ini kehidupan pokok dari Śudra adalah kerja menjadi buruh, pekerja yang menggantungkan hidupnya kepada orang lain, dan hasil dari menjual tenaga. Seandainya seorang Śudra tidak mendapat pekerjaan sebagai buruh atau pelayan, dan hal itu akan mengancam hidupnya dan membuatnya kelaparan, maka seseorang Śudra dapat bekerja sendiri.

Hal ini dapat dibenarkan oleh sloka atau ayat 99. Bab X kitab Manawa Dharmaśāstra yang bunyinya sebagai berikut:

Aśaknuvams tu śuśrūsām
śūdrah karttum dvijanmanām,
putradārātyayam prāpto
jivet kāruka karmabhih.
Terjemahan:
Seorang Śudra karena tidak mempunyai dan memperoleh pekerjaan sebagai pelayan dan terancam akan kehilangan anak dan istrinya karena lapar ia dapat menunjang hidupnya dengan kerja tangan.

Adapun pustaka Slokantara 38 menguraikan tentang kewajiban Varna Śudra sebagai berikut:

Vanigranistu bhkamukrad wanijah padajatayah,
Krayavikrayakaryatha Ciidrastuvanijyakryah.
Kalinganyakaryasang Śudra adagang alayar
madwal awali, kawrdhyan ning artha donya,
banyak akriya, yeka cudra sasana, ling sanghyang aji.
Kunang ikang antyajati ngaranya, walu wilang nika sor
jagatyangeng rat ling sanghyang Castra.

Terjemahan:
Seseorang Śudra adalah pembuat barang pecah belah dan pedagang. la melakukan pembelian dan penjualan, bekerja di lapangan jual beli. Kewajiban seorang Śudra ialah mengembara berkeliling, menjual, dan membeli. Tujuan utamanya ialah memupuk kekayaan. la bekerja di lapangan perdagangan. Inilah kewajiban seorang Śudra menurut kitab suci.

Prof. S.P. Kanal, penulis India modern, mengatakan dalam bukunya Dialogous on India Culture, bahwa kewajiban seorang Śudra yang utama ialah bekerja di bawah bimbingan dan pengawasan ketiga golongan yang lainnya. Ia menjalankan upacara keagamaan yang tidak memerlukan pembacaan mantra-mantra.

Demikian pula menurut Dr. Gangga Prasad Uphadyaya dalam bukunya Vedic Culture. Jika ada orang yang tingkat kecerdasannya rendah, yang tidak dapat menentukan pekerjaan apa yang harus dipilihnya untuk dirinya sendiri, ia tidak akan dibiarkan hidup malas berpangku tangan saja, kemalasan itu sangat berbahaya bagi masyarakat.

Masyarakat memaksakan untuk mengerjakan sesuatu atas petunjuk dan pengawasan mereka yang dapat memilih dan memimpinnya. Orang yang demikian dinamai kaum Śudra, orang malang. Kemalangan ini yang menyebabkan ia diletakkan dalam tingkat yang paling rendah, bukan dipaksakan kepadanya oleh masyarakat. la menjadi Śudra bukan karena dipaksa oleh masyarakat. la menjadi demikian karena ia tidak dapat dan tidak mampu karena kelemahan-kelemahannya sendiri. Meskipun demikian iapun tidak dibuang oleh masyarakat, ia masih tetap sebagai salah seorang anggotanya.

Dari seluruh uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa Varna Śudra itu adalah mereka yang memenuhi kebutuhannya dengan menjadi pelayan, pesuruh atau pembantu orang lain. Atau golongan fungsional yang setiap orangnya hanya memiliki kekuatan jasmaniah, ketaatan, serta bakat kelahiran untuk sebagai pelaku utama dalam tugas-tugas memakmurkan masyarakat, negara, dan umat manusia atas petunjuk-petunjuk dari golongan fungsional lainnya.

Sekian pembahasan mengenai Penjelasan Kewajiban Śudra bagian dari 4 Catur Varna dalam Hindu yang meliputi tugas dan kewajiban yang harus di miliki oleh seorang Śudra, semoga penjelasan tersebut dapat memberikan penjelasan yang mudah dipahami, jika bukan materi ini yang sobat cari, mungkin artikel di bawah ini dapat menjawabnya!

0 komentar

Posting Komentar