Pengertian Padewasan Wuku

>
Memahami Pengertian Padewasan Wuku - Pada pembahasan materi agama Hindu kali ini mengenai pengertian padewasan wuku dan juga cara menghitung atau mencari wewaran, untuk lebih jelasnya dapat kalian simak dalam penjelasan berikut ini!

Memahami Pengertian dan Perhitungan Rumus Dari Padewasan Wuku


Wuku dalam penentuan padewasan menduduki peranan yang penting, sebab wewarannya baik, apabila wukunya tidak baik, dianggap dewasa tersebut kurang baik. Sistem tahun wuku, menggunakan sistem sendiri, tidak tergantung pada tahun surya atau tahun candra.

Satu tahun wuku panjangnya 420 hari, yang terdiri atas 30 wuku. Setiap wuku (1 wuku) lamanya 7 hari, terhitung dari Redite, Soma, Anggara, Budha, Wraspati, Sukra, dan Saniscara. Sebulan dalam tahun wuku lamanya 35 hari, didapat dari mengalikan 7 hari dengan 5 wuku. Satu peredaran wuku (30 wuku) lamanya 6 bulan dalam tahun wuku. 1 Tahun wuku terdiri atas 2 kali peredaran wuku, yakni 7 hari x 30 wuku x 2 = 420 hari.
Pengertian Padewasan Wuku
Pengertian Padewasan Wuku

Berikut akan disajikan penomoran wuku, urip atau neptu-nya. Nomor wuku yang dapat dipergunakan dalam perhitungan untuk mencari wewaran seperti di bawah ini:

  1. Wuku Sinta, Urip 7, Arah Barat-Pascima, Dewata: Sanghyang Yamadipati
  2. Wuku Landep, Urip 1, Arah Barat laut-Wayabya, Dewata: Sanghynag Mahadewa
  3. Wuku Ukir/Wukir, Urip 4, Arah Utara-Uttara, Dewata: Sanghyang Mahayekti
  4. Wuku Kulantir/Kurantir, Urip 6, Arah Timur laut-Airsanya, Dewata: Sanghyang Langsur
  5. Wuku Tolu/Taulu, Urip 5, Arah Timur-Purwa, Dewata: Sanghyang Bayu
  6. Wuku Gumbreg/Gumreg, Urip 8, Arah Tenggara-Gneyan, Dewata: Sanghyang Candra Tp
  7. Wuku Wariga/Warigalit, Urip 9, Arah Selatan-Daksina, Dewata: Sanghyang Semara Rt
  8. Wuku Warigadean/Warigagung, Urip 3, Arah Barat Daya-Neriti, Dewata: Saanghyang Mahareshi
  9. Wuku Julungwangi, Urip 7, Arah Barat-Pascima, Dewata: Sanghyang Sambu
  10. Wuku Sungsang, Urip 1, Arah Barat laut-Wayabya, Dewata: Sanghyang Ghana
  11. Wuku Dunggulan/Galungan, Urip 4, Arah Utara-Uttara, Dewata: Sanghyang Kamajaya
  12. Wuku Kuningan, Urip 6, Arah Timur laut-Airsanya, Dewata: Sanghyang Indra Tp
  13. Wuku Langkir/Langker, Urip 5, Arah Timur-Purwa, Dewata: Sanghyang Kala
  14. Wuku Medangsia/Manhasia, Urip 8, Arah Tenggara-Gneyan, Dewata: Sanghyang Brahma
  15. Wuku Pujut/Julungpujut, Urip 9, Arah Selatan-Daksina, Dewata: Sanghyang Guritna Rt
  16. Wuku Pahang, Urip 3, Arah Barat daya-Nariti, Dewata: Sanghyang Tantra Rt
  17. Wuku Krulut/Kuru Welud, Urip 7, Arah Barat-Pascima, Dewata: Sanghyang Wisnu
  18. Wuku Merakih/Merakeh, Urip 1, Arah Barat laut-Wayabya, Dewata: Sanghyang Surangghana
  19. Wuku Tambir, Urip 4, Arah Utara-Uttara, Dewata: Sanghyang Siwa
  20. Wuku Medangkungan/Medhangkungan, Urip 6, Arah Timur laut- Airsanya, Dewata: Sanghyang Bhasuki Tp
  21. Wuku Matal/Maktal, Urip 5, Arah Timur-Purwa, Dewata: Bhagawan Sakri
  22. Wuku Uye/wuye, Urip 8, Arah Tenggara-Gneyan, Dewata: Sanghyang Kwera
  23. Wuku Menail/Menahil, Urip 9, Arah Selatan-Daksina, Dewata: Sanghyang Citragotra Rt
  24. Wuku Perangbakat/Prang Bakat, Urip 3, Arah Barat daya-Nairiti, Dewata: Bhagawan Bhisma Rt
  25. Wuku Bala, Urip 7, Arah Barat-Pascima, Dewata: Sanghyang Durgha
  26. Wuku Ugu/Wugu, Urip 1, Arah Barat laut-Wayabya, Dewata: Sanghyang Singajalma
  27. Wuku Wayang/Ringgit, Urip 4, Arah Utara-Uttara, Dewata: Dewi Shri
  28. Wuku Klau/Kulau/Kulawu, Urip 6, Arah Timur laut-Airsanya, Dewata: Sanghyang Sedana Tp
  29. Wuku Dukut/dhukut, Urip 5, Arah Timur-Purwa, Dewata: Sanghyang Bharuna
  30. Wuku Watugunung/Watu Gunung, Urip 8, Arah Tenggara-Gneyan, Dewata: Sanghyang Anantabhoga
Keterangan : Rt =Wuku Rangda Tiga merupakan hari yang kurang baik untuk melangsungkan perkawinan, barakibat perpisahan, Tp = Wuku Tan Peguru, hari-hari buruk untuk memulai pekerjaan penting/besar, berakibat tidak berhasil atau sukses.
Pengertian Padewasan Wuku
Pengertian Padewasan Wuku

Selain dewasa yang ditentukan berdasarkan wuku untuk melakukan suatu kegiatan atau upacara agama tertentu, ada beberapa hari suci yang didasarkan atas perhitungan wuku, yang dirayakan oleh umat Hindu dengan melaksanakan upacara agama.

Adapun hari suci umat Hindu yang berdasarkan perhitungan wuku seperti , Budha Kliwon, Tumpek, Buda Cemeng, Anggara Kasih. Cara menentukan perhitungan hari suci berdasarkan wuku ini dapat dilakukan dengan menggunakan tangan kiri seperti gambar berikut.

Keterangan :
Perhitungan wuku dimulai dari wuku Sinta pada angka 1 (ibu jari), dan wuku yang lainnya dihitung berturut-turut ke angka 2, 3, 4, 5, kembali ke angka 1 dan seterusnya searah jarum jam.

Hari suci yang yang jatuh pada hitungan Ibu jari (1) Buddha Kliwon, Telunjuk (2) hari suci Tumpek, Jari tengah (3) Buddha Cemeng, Jari manis (4) Anggara Kasih, Kelingking (5) kosong/pengembang.

Secara terperinci hari suci berdasarkan Pawukun sebagai berikut :
a. Sinta
  • Soma Pon Sinta disebut Soma Ribék, pemujaan dan persembahan ditujuakan ke hadapan Dewi Sri (Sang Hyang Sriamérta) manifestasi Tuhan sebagai Deva Kesuburan atau Deva Kemakmuran.
  • Anggara Wage, Sinta disebut Sabuh Mas, pemujaan ditujukan ke hadapan Dewa Mahadewa
  • Buddha Kliwon Sinta disebut hari suci Pagérwési, merupakan hari merupakan payoyang Sang Hyang Úiwa sebagai Sang Hyang Pramesti Guru disertai oleh para Dewata menciptakan dan mengembangkan kelestarian kehidupan di dunia.
b. Landép
  • Saniscara Kliwon Landép disebut Tumpek Landép merupakan hari suci pemujaan kehadapan Bhatara Śiva dan Sang Hyang Paśupati.
c. Ukir.
  • Redite Umanis Ukir merupakan hari suci untuk pemujaan kehadapan Bhatara Guru. Pada hari ini umat diharapkan memohon anugerah keselamatan dan kesejahteraan ke hadapan Bhatara Guru yang pemujaannya dilakukan di Sanggar Kamulan.
d. Kulantir/Kurantil
  • Anggara Kliwon Kulantir disebut Anggara Kasih Kulantir, merupakan hari suci pemujaan ke hadapan Tuhan dalam manifestasi sebagai Bhatara Mahadewa.
e. Wariga
  • Sabtu Kliwon Wariga dinamakan Tumpék Penguduh, Tumpek Pengatag, Pengarah, Bubuh, merupakan hari suci pemujaan kehadapan Sang Hyang Sangkara, manifestasi dari Tuhan sebagai deva penguasa kesuburan semua tumbuh-tumbuhan serta pepohonan.
f. Warigadian
  • Soma Pahing Warigadian, merupakan hari suci pemujaan ditujukan ke hadapan Bhatara Brahma manifestasi Tuhan sebagai Dewa Api atau Dewa Penerangan
g. Sungsang
  • Wrhaspati Wage Sungsang disebut dengan Parérébuan atau Sugihan Jawa. Pada hari ini diyakini para Dewa dan Roh Leluhur turun ke dunia membesarkan hati umat manusia sambil menikmati persembahan hingga hari suci Galungan tiba. Pada hari ini dilakukan pula upacara pembersihan atau pesucian (Bhuana Agung).
  • Sukra Kliwon disebut Sugihan Bali memohon pembersihan lahir dan batin ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan cara mengheningkan pikiran, memohon air suci peruwatan dan pembersihan.
h. Dunggulan
  • Redite (Minggu) pahing Dunggulan disebut Penyékéban. Pada hari ini diharapkan umat mengekang batin (mengendalikan diri) agar selalu dalam keadaaan hening dan suci sehingga tak dapat dikuasai oleh Sang Kala Tiga.
  • Soma (Senin) Pon Dunggulan disebut Penyajan, umat diharapkan secara bersungguh-sungguh, benar-benar sujud dan berbakti kepada Tuhan, agar terhindar dari kekuatan negatif Sang Hyang Kala Tiga yang pada saat itu berwujud Bhuta Dunggulan
  • Anggara (Selasa) Wage Dunggulan disebut Panampahan, diyakini pada hari ini Sang Hyang Kala tiga turun ke dunia dalam wujud Bhuta Amengkurat, sehingga umat diharapkan melakukan pengendalian diri serta mempersembahkan upacara Bhuta Yajña.
  • Buddha (Rabu) Kliwon Dunggulan dinamakan Galungan yang bermakna bangkitnya kesadaran, titik pemusatan batin yang terang benderang, melenyapkan segala bentuk kegalauan batin. Sekaligus peringatan atas terciptanya alam semesta beserta isinya serta kemenangan Dharma melawan Adharma. Persembahan ditujukan ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya. Pada hari ini setiap rumah memasang penjor yang merupakan titah Bhatara Mahadewa yang berkedudukan di Gunung Agung sebagai lambang kemakmuran. Setelah upacara dilaksanakan pada pagi hari, lengkap dengan sarana persembahan lainnya, sesajen tetap dibiarkan berada di tempat pemujaan selama satu malam. Esok paginya, semua umat patut menyucikan diri lahir dan batin pada saat matahari terbit, mempersembahkan wewangian dan mehon air suci, serta menyuguhkan segehan di halaman rumah. Setelah selesai barulah sesajen-sesajen yang dipersembahkan kemarin itu dapat diambil dan kemudian di-ayab oleh sanak keluarga.
i. Kuningan
  • Redite Wage Kuningan disebut dengan Pemaridan Guru atau Ulihan. Pada saat ini persembahan atas kembalinya para dewata ke kahyangan atau surga serta meninggalkan anugerah kehidupan (amérta) serta umur panjang kepada setiap makhluk.
  • Soma Kliwon Kuningan disebut Pemacekan Agung, mempersembahkan segehan agung kepada semua Bhūtakala
  • Buddha Pahing Kuningan merupakan beryoganya Bhatara Visnu dan memberikan anugerah berupa kesenangan, keagungan, keluwesan, daya tarik, memenuhi harapan, dan rasa simpatik kepada umat manusia (asung wilasa).
  • Sukra Wage Kuningan disebut Penampahan Kuningan umat diharapkan mengendalikan batin dan pikiran agar tetap jernih dan suci (pégéngén poh nirmala suksma).
  • Saniscara Kliwon Kuningan disebut Hari Raya Kuningan diperingati sebagai hari suci turunnya para dewa dan roh leluhur ke dunia untuk menyucikan diri sambil menikmati persemabahan umat. Persembahan sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum jam 12.00 (tajeg surya) sebab setelah itu para dewa, pitara, roh suci leluhur diyakini telah kembali ke khayangan.
j. Pahang
  • Buddha Kliwon Pahang disebut Pégatwakan, persembahan ditujukan ke hadapan Sang Hyang Tunggal.
k. Merakih
  • Buddha Wage Merakih disebut juga Buddha Cemeng Merakih, yaitu hari suci pemujaan yang ditujukan kehadapan Bhatara Rambut Sedhana, disebut juga Sang Hyang Rambut Kandhala atau Sang Hyang Kamajaya penguasa artha, mas, perak, dan permata.
l. Uye
  • Saniscara Kliwon Uye disebut Tumpek Kandang. Pemujaan dan persembahan di tujukan ke hadapan Sang Hyang Rare Anggon sebagai dewanya ternak/binatang.
m. Wayang
  • Saniscara Kliwon Wayang disebut tumpek Wayang, merupakan hari pemujaan ke hadapan Bhatara Iswara, manifestasi Tuhan sebagai penguasa alat-alat kesenian.
n. Watugunung
  • Saniscara Umanis Watugunung disebut hari Saraswati merupakan hari Pemujaan ke hadapan Dewi Saraswati manifestasi Tuhan sebagai penguasa Ilmu Pengetahuan.
o. Sinta
  • Redite Pahing Sinta disebut dengan Banyu Pinaruh, memohon anugerah kehadapan Devi Sarasvati, berupa air suci pengetahuan.
Sekian pembahasan mengenai Pengertian Padewasan Wuku semoga dapat membantu dalam belajar sobat, jika bukan artikel ini yang sobat cari, mungkin materi dibawah ini dapat menjawabnya, selamat belajar!

0 komentar

Posting Komentar